Pertunjukan seni atraksi tarian caci adat manggarai merupakan warisan leluhur yang tetap lestari
Masyarakat manggarai flores memiliki sebuah pertunjukan seni budaya tarian caci sebuah pertunjukan budaya asli masyarakat manggarai flores yang cukup unik dan menarik untuk ditonton. Atraksi seni tarian caci adat manggarai merupakan sebuah acara seni budaya yang sangat popular dikalangan masyarakat manggarai umumnya hal ini sebagai upaya untuk mempertahankan dan melestarikan warisan leluhur yang masih ada agar tetap lestari dan tidak hilang ditelan jaman. Pertunjukan budaya tarian caci yang sering disebut juga sebagai tarian perang merupakan seni budaya asli manggarai flores NTT yang sudah turun temurun dari generasi ke generasi dan masih bertahan sampai sekarang ini. Dalam menjalankan sebuah pertunjukan seni tarian caci adat manggarai ini dibutuhkan dua orang laki-laki sebagai pemeran, dan masing-masing peran dalam pertunjukan budaya tarian caci jnj ada bertindak sebagai pemukul dengan menggunakan cambuk, dan seorang lainnya berperan sebagai penangkis dengan menggunakan tameng. Atraksi seni tarian caci adat manggarai biasanya dipertunjukan pada hari raya syukuran tahunan seperti pada saat upacara penti atau sykuran hasil panen, juga pementasan budaya tarian caci dilakukan untuk memeriahkan hari raya pernikahan keluarga, menyambut tamu penting, memeriahkan hari raya kemerdekaan, ulang tahun daerah, dan lain sebagainya.
Dalam pelaksanaannya para pemain tari caci adat manggarai ini dibagi menjadi
dua kelompok, kelompok penyerang dan kelompok bertahan, atau kelompok tuan
rumah (ata one) dan kelompok pendatang (ata pe’ang atau meka landing yang
berarti tamu pendatang). Dalam atraksi budaya tarian caci adat manggarai flores ini semua
pemain saling bergantian posisi untuk memukul dan bertahan. Sebelum
memulai bertanding tentunya diawali dengan danding, nyanyian, bunyi gong,
gendang untuk memicu semangat para petarung dari dua kubu dalam atraksi tarian caci ini, kemudian dilanjutkan
berjalan arak-arakan menuju lapangan arena pertandingan yang dipimpin oleh
pemimpin kelompok masing-masing. Sebelum menuju ke arena tarian caci
tentunya sudah disiapkan dua petarung, satu dari pihak dalam (ata one) dan satu
dari pihak luar (ata pe’ang). Sesampainya diarena pertandingan tarian
caci ini petarung dari pihak luar mendapat pukulan pertama
(pecutan pembuka) oleh pihak dalam (ata one) oleh orang tua (sesepuh)
atau “Capu Kalus” dalam bahasa daerah. Itu artinya acara
pertarungan sudah mulai, dan lokasi pertandingan tarian caci biasanya di
halaman depan rumah adat manggarai.
Mengingat tari caci adat manggarai ini adalah tari
perang dan memiliki resiko yang cukup besar jika pecutan mengena tubuh atau
bagian vital lainnya seperti mata, maka kedua pemeran dalam atraksi tarian
caci ini baik penyerang maupun yang bertahan keduanya harus menggunakan
pakaian adat manggarai dan aksesoris seperti; perisai (nggiling), panggal
(penutup kepala), Penangkis (agang), Pecut (larik), dan aksesoris lainnya.
Dalam pelaksanaannya para pemain tari caci adat manggarai ini dibagi menjadi dua kelompok, kelompok penyerang dan kelompok bertahan, atau kelompok tuan rumah (ata one) dan kelompok pendatang (ata pe’ang atau meka landing yang berarti tamu pendatang). Dalam atraksi budaya tarian caci adat manggarai flores ini semua pemain saling bergantian posisi untuk memukul dan bertahan. Sebelum memulai bertanding tentunya diawali dengan danding, nyanyian, bunyi gong, gendang untuk memicu semangat para petarung dari dua kubu dalam atraksi tarian caci ini, kemudian dilanjutkan berjalan arak-arakan menuju lapangan arena pertandingan yang dipimpin oleh pemimpin kelompok masing-masing. Sebelum menuju ke arena tarian caci tentunya sudah disiapkan dua petarung, satu dari pihak dalam (ata one) dan satu dari pihak luar (ata pe’ang). Sesampainya diarena pertandingan tarian caci ini petarung dari pihak luar mendapat pukulan pertama (pecutan pembuka) oleh pihak dalam (ata one) oleh orang tua (sesepuh) atau “Capu Kalus” dalam bahasa daerah. Itu artinya acara pertarungan sudah mulai, dan lokasi pertandingan tarian caci biasanya di halaman depan rumah adat manggarai.
Iringan Musik dan Nyanyian dalam Tarian Caci Adat Manggarai
Selama pertunjukan tarian
caci adat manggarai berlangsung biasanya diiringi bunyi pukulan
gendang dan gong, serta danding dan nyanyian para pendukung. Ketika wakil
kelompok bertanding, anggota kelompok lainnya memberi dukungan sambil
menari-nari. Sebagian penonton pertunjukan seni tarian caci ini ada
mendukung penyerang, dan ada yang mendukung pemain bertahan.
Pemain
yang dinyatakan Kalah dalam pertunjukan Tarian Caci Adat Manggarai
Dalam pertunjukan seni atraksi tarian
caci adat manggarai setiap pukulan lawan yang
tidak dapat ditangkis, maka bisa mengenai badan lawan dan dapat mengakibatkan
luka, dan sebaliknya jika pecutan bisa ditangkis maka pemain tidak akan
menderita luka. Dan bilamana cambukan mengenai mata, maka pemain tarian caci tersebut
dinyatakan kalah (beke), dan kedua pemain segera diganti dengan pemain yang
lain.
No comments:
Post a Comment