Tuesday, July 23, 2019

Desa Todo dengan Rumah Adat Manggarai Menjadi Kenangan Sejarah

Peninggalan Sejarah Rumah Adat Manggarai "Niang Todo", Dahulu Desa ini Menjadi Pusat Kerajaan Manggarai di Flores



Rumah Adat Manggarai
Desa todo merupakan lokasi peninggalan sejarah kerajaan manggarai dengan rumah adat manggarai “niang todo” menjadi bukti sejarah kerajaan masa lampau yang masih ada sampai saat ini.  Daerah desa todo dengan rumah adat manggarai “niang todo” dahulu desa ini menjadi pusat kerajaan manggarai di flores yang berjaya di era tahun 300 silam yang sering disebut “kerajaan todo” atau raja todo.  Lokasi rumah adat manggarai ‘niang todo” menjadi daya tarik bagi wisatawan yang datang, dan rumah adat manggarai (niang todo) terletak di wilayah desa todo, kecamatan satarmese barat, kabupaten manggarai, propinsi NTT.   Desa Todo sebagai pusat peninggalan sejarah kerajaan masa lampau memiliki daya tarik dan keunikan tersendiri yakni  “Niang Todo”, adalah rumah adat manggarai flores dengan model bangunan yang berbentuk kerucut dengan atap terbuat dari jerami dan ijuk ini dulunya merupakan istana raja todo dan menjadi rumah adat  manggarai flores yang paling tertua di manggarai, dengan halaman yang dikelilingi oleh batu-batu yang tersusun rapi dan cukup menarik  dan dapat memikat para pengunjung.
Sebagai pusat kerajaan tentunya rumah adat manggarai ‘niang todo” pasti ada peninggalan-peninggalan kerajaan seperti; gong, gendang, dan meriam-meriam kuno. Disamping itu di dalam rumah adat manggarai ‘niang todo ini teradapat tambur kecil yang menurut sejarah tambur tersebut terbuat dari kulit perut seorang gadis cantik yang disebut  “Loke Nggerang”

Sejarah “loke nggerang”,  atau kulit perut seorang gadis cantik yang ada di rumah adat manggarai (niang todo)

 

Sebagai istana kerajaan “niang todo” rumah adat manggarai memiliki bukti sejarah peninggalan kerajaan pada masa itu dan dialam istana kerajaan tersimpan kulit perut seorang gadis cantik yang disebut “loke nggerang”.  Wanita cantik ini menurut tokoh adat setempat awalnya menjadi rebutan tiga kerajaan yaitu; kerajaan gowa, kerajaan bima, dan kerajaan todo.  Selain cantik, wanita ini juga memiliki kemampuan dan keahlian khusus sehingga membuat tiga raja ini jatuh cinta padanya. Akhirnya ketiga raja ini berperang sehingga menimbulkan banyak korban berjatuhan. Dan demi mengakhiri sebuah konflik yang berkepanjangan maka raja todo mengajukan kesepakatan kepada kedua raja lainya, yang mana isi dari kesepatan itu menyatakan bahwa siapa saja yang bisa menangkap wanita cantik ini dan menikahinya maka dia akan dinobatkan sebagai raja manggarai. Setelah semuanya sepakat, raja todo mulai mengejar, bersembunyi, dan mengintai keberadaan si gadis cantik ini.  Dan pada akhirnya si gadis cantik ini ditangkap oleh raja todo di desa Ndoso.

Namun sayangnya setelah raja todo mau menikahinya sang wanita menolaknya. raja todo pun langsung mengambil sikap dan membunuh perempuan ini agar mengakhiri konflik dengan dua raja lainnya, dan mengambil kulit perutnya untuk dibawah ke istana raja “niang todo” rumah adat manggarai flores untuk dijadikan gendang.  Dari situlah raja todo dinobatkan sebagai pimpinan kerajaan manggarai, dan “niang Todo”  rumah adat manggarai flores menjadi pusat pemerintahan kerajaan pada waktu itu.


Akses Menuju “niang todo” rumah adat manggarai  flores yang ada di Desa Todo

Untuk memasuki “niang todo” rumah adat manggarai yang ada  desa todo anda harus menggunakan kendaraan travel dari labuan bajo dengan jarak tempuh selama empat jam, dan dari kota ruteng menuju “niang todo” rumah adat manggarai flores sekitar tiga jam, dengan medan perbukitan yang berlika liku, dengan tanjakan yang ekstrem dan bisa memeras tenaga anda, untuk itu diperlukan fisik yang prima.

No comments:

Post a Comment

Nihiwatu Resort Sumba Island

Salah Satu Destinasi Wisata Terbaik Di Dunia adalah Nihiwatu Resort  Sumba   Pulau Sumba,  belum berakhir kalau berbicara soal destinas...