Rumah Adat Kampung Wae Rebo Sebagai Salah Satu Rumah Adat Asli Manggarai
Rumah adat kampung wae rebo merupakan salah satu rumah adat asli manggarai yang merupakan peninggalan masa lampu yang sekarang ini masih terjaga dan tetap lestari. Rumah adat kampung wae rebo memiliki atap rumbia berbentuk kerucut yang menjulang tinggi, rumah adat wae rebo ini berada diantara perbukitan dengan pemandang alam yang menakjubkan dan keadaan cuaca disekitar rumah kampung adat wae rebo yang cukup dingin, maka tak jarang wisatawan yang pernah menapakan kaki di kampung wae rebo flores menyebutnya sebagai surga yang tersembunyi diujung timur indonesia. Memang faktanya demikian, melihat struktur bangunan di wae rebo village dengan design kuno yang unik namun tetap kokoh sampai sekarang ini dan ditambah lagi dengan suasana alam disekitarnya yang begitu indah sekali. Rumah adat kampung wae rebo berada diatas ketinggian sekitar 1.200 meter dari permukaan laut dan merupakan salah satu kampung tertinggi di indonesia sehingga wae rebo village ini ini sering diselimuti kabut dengan kondisi udara yang cukup dingin. Disamping itu rumah adat wae rebo flores memiliki tujuh rumah utama, dan rumah adat wae rebo merupakan rumah yang sangat langka sebagai satu warisan leluhur yang sudah turun temurun dari generasi ke generasi hingga sampai sekarang ini.
Upacara tradisi yang dirayakan setiap tahun di kampung wae rebo
Masyarakat kampung wae rebo flores memiliki hari raya tradisi atau upacara adat yang sering dirayakan setiap tahun yang dalam bahasa manggarai disebut “Pesta Penti “
Dalam tradisi kampung wae rebo flores dan masyarakat manggarai pada umumnya, setiap menjelang akhir tahun selalu diadakan pesta penti atau upacara adat. Acara tradisi pesta penti dilakukan oleh warga kampung wae rebo bertujuan untuk mengucapkan rasa syukur atas hasil panen yang diperoleh tiap tahun serta menjalin keakraban seraya memohon perlindungan dari yang maha kuasa. Dalam upacara tradisi tersebut tentunya tokoh tertinggi kampung wae rebo melalkukan acara seremonial atau upacara tradisi atau ritual adat yang biasa dilakukan berupa pemotongan ayam atau kerbau tergantung besar kecilnya acara yang dilakukan. Disamping itu ada juga pertunjukan seni budaya daerah kampung wae rebo yakni “Tarian Caci” hal ini bertujuan dalam rangka memeriahkan acara tradisi pesta penti tersebut dan dalam acara ini semua warga masyarakat kampung wae rebo flores wajib mengenakan pakaian adat khas daerah dilengkapi dengan berbagai aksesoris yang unik dan menarik untuk ditonton.
Masyarakat kampung wae rebo mendapat penghargaan dari UNESCO
Pada beberapa tahun silam kampung wae rebo village ini mendapat penghargaan warisan budaya asia pacifik UNESCO. Penghargaan tersebut merupakan pengakuan atas upaya masyarakat kampung wae rebo untuk mempertahankan dan melestarikan struktur bangunan rumah adat “Mbaru Niang” kampung wae rebo yang sudah ratusan tahun berdiri namun masih tetap berdiri kokoh.
Baca Juga : Suku-Suku Yang Tersebar di Tiga Kabupaten di Daerah Manggarai
Menurut sejarah penduduk kampung wae rebo ini berketurunan minang yang sudah menetap beratusan bahkan beribuan tahun silam di kampung wae rebo yang terletak di kecamatan satarmese barat kabupaten manggarai flores, propinsi nusa tenggara timur, indonesia. Dan “Empo Maro” merupakan nenek moyang kampung wae rebo yang menurut sejarah berasal dari minangkabau dan merantau ke flores dan hidupnya berpindah-pindah hingga pada akhirnya menetap di kampung wae rebo village ini.
Bagi wisatawan yang ingin tour ke wae rebo village flores anda pasti akan merasakan suasana alam kampung disekitar wae rebo flores yang sejuk dan dingin. Keindahan dan keunikan alam sekitar kampung wae rebo dengan suguhan panorama alam perbukitan dan pegunungan yang ada disekitarnya membuat suasana kampung wae rebo village ini bagaikan surga yang tersembunyi di wilayah timur indonesia
No comments:
Post a Comment